Foto: Fiddy Anggriawan/Okezone
Hal tersebut disampaikan Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, dalam diskusi bertema Indonesia Pasca-SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), di sebuah rumah makan di Cikini, Jakarta Pusat.
"Selama ini kita masuk era demokrasi, meski paling maju di dunia, tapi kita lupa bangsa kita ini berkultur feodal atau meletakan pimpinan secara personal," jelas Dedy dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (2/3/2014).
Dia menambahkan, hal tersebut membuat seorang individu menjadi sorotan tajam dan kerap menimbulkan kekecewaan manakala tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
"Sudah saatnya membangun sistem demokrasi yang tidak lagi mengandalkan personal. Semua harus diatur oleh negara yang dituangkan dalam Undang-undang. Tidak bisa menjadi raja sejati di tengah keragaman bangsa. Tidak ada lagi kampanye bagi mie instan dan uang. Karena rakyat sudah terjamin kesehatan, pendidikan dan kebutuhan hidupnya melalui Undang-undang," paparnya.
Bupati dari PDI Perjuangan tersebut menegaskan, budaya kerajaan di era demokrasi ini sudah harus ditinggalkan. "Sebab akan melahirkan masyarakat yang bodoh," pungkasnya.
Dalam diskusi terbut, hadir juga ekonom Untirta Dahnil Anzar, politisi Partai Demokrat Kastorius Sinaga, politisi PDIP Masinton Pasaribu dan Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute Y Paonganan.
(hol)
Sumber:
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3717376451887873803#editor/src=dashboard
Tidak ada komentar:
Posting Komentar